Dunia
tanpa kehadiran seorang guru sama artinya kehidupan tanpa cahaya. Jika sebuah
kehidupan tanpa cahaya yang menerangi, tentu dunia dalam kegelapan. Seorang
guru adalah yang mengajarkan atau men-transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan,
kebudayaan dan nilai-nilai lain. Seluruh bangsa diberbagai
belahan dunia tentu mengakui besarnya peran tokoh yang satu ini. Tidak ada yang tidak menjadi seperti
sekarang, tanpa kehadiran seorang guru. Dokter, dosen, pejabat, politisi, dan
pemimpin-pemimpin besar, kejayaan dan kemajuan suatu negara sekalipun, semua lahir atas didikan seorang
guru.
Era ledakan ilmu
dan pengetahuan yang terasa cepat dan pasti, telah membentuk sebuah “global
village”, tuntutan terhadap ilmu pengetahuan semakin mendesak. Salah satu
solusi keniscayaan itu adalah guru. Guru adalah yang pertama kali meletakkan
pondasi, pedoman, bagi seluruh aktifitas kehidupan setiap manusia. Sehingga
anak didik mempunyai daya pikir dan nalar serta kreatifitas yang mampu bersaing
dan ikut serta membangun peradaban demi perbaikan hidupnya sendiri, kehidupan
masyarakat dan bangsanya. Seorang guru mempunyai beban dan tugas yang sangat
berat, rumit dan menantang. Hingga semua kita tahu bahwa pembangunan insan dan
negara terletak diatas pundak seorang guru. Kompetensi guru menjadi prioritas,
tuntutan untuk selalu mengimbangi perkembangan kekinian, memaksa guru untuk
selalu keep in touch terhadap semua
perubahan itu, melalui peningkatan keilmuan, sosial, dan kepribadian yang
sesuai dengan konsep pendidikan.
Itulah guru,
seorang tokoh yang banyak digugu dan ditiru. Mereka adalah orang orang yang
selalu dituntut tangguh dan pantang mengeluh untuk belajar sepanjang hayat
dalam menghadapi peserta didik yang kian melek digital. Penuh motivasi, kaya
inovasi, mampu membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk menemukan ilmu
dan pengetahuan baru.
Berbagai peran
guru adalah sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing dan guru sebagai teladan.
Sebagai pengajar guru berkewajiban menyampaikan ilmu pengetahuan semata,
sehingga pengetahuan, kemampuan, budaya dan nilai-nilai dapat dipahami oleh
peserta didik. Sebagai Pendidik, guru berkewajiban pada peran-peran yang
berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang
berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap
aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Sebagai
pembimbing, guru berkewajiban memberikan pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman lain di luar fungsi sekolah yang berupa tingkah laku pribadi dan
spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat. Sebagai teladan guru
berkewajiban memberikan contoh kepribadian dan perilaku terbaik bagi peserta
didiknya.
Pertanyaannya
sekarang, berapa banyak guru-guru di negara Indonesia yang belum melakukan
beberapa peran guru sebagaimana mestinya dan
hanya menjalankan tugasnya sekedar sebagai guru saja ?. Jika keadaan
yang ada seperti yang digambarkan diatas, maka layaklah bila akhirnya
pendidikan di Indonesia yang awalnya diarahkan “untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan” , menjadi semu adanya. Keadaan sedemikian ini tercermin dari peliknya
permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Runtuhnya moral kejujuran, maraknya
perilaku curang, praktik sogok dan korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum
pejabat, parlemen dan birokrasi, telah dianggap prestasi. Hal itu berimbas pada
buruknya kinerja peradilan dan kehakiman yang lambat laun kehilangan kewibawaan
dimata masyarakat.
Sudah seharusnya
guru tidak sebatas hanya menjalankan tugasnya sebagai guru saja. Bangsa ini
harus memastikan bahwa peran guru tidaklah hanya berhenti disana. Revitalisasi
guru harus menjadikan guru sebagai soko pembangunan bangsa ditengah terjangan
globalisasi di seluruh lini kehidupan. Bangsa ini dihadapkan pada problema yang
sangat serius, yakni tipisnya keteladan yang menimbulkan sederet
persoalan bangsa yang muncul dan belakangan mengancam tercapainya tujuan
pendidikan dan karakter bangsa. Menghadapi situasi seperti saat ini, solusi
revitalisasi peran guru terutama sebagai model dan contoh yang baik bagi
peserta didik menjadi sangat penting. Guru sebagai seseorang yang cenderung
ditiru dan digugu peserta didiknya, hendaknya mampu memberi contoh dan teladan
yang baik. Sehingga tujuan dari pendidikan seperti yang dimaksudkan dapat
tercapai.
Dalam hal ini
guru bukanlah hanya sekedar penyampai pengetahuan logika dan estetika
semata, melainkan juga menjadi teladan
dan membangun akhlak diri bagi peserta didik berkaitan dengan nilai-nilai etika
dan moral sebagai panduan dalam kehidupan supaya memotivasi mereka untuk hidup
dengan cara yang benar diitengah tipisnya keteladanan dalam
keluarga, masyarakat, dan para tokoh masyarakat dalam lingkungan tumbuh kembang
anak didik. Dengan itu, kehidupan generasi bangsa dimasa depan bisa lebih
terarah dan sesuai dengan yang dicita-citakan yaitu ; “manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar