Hadist Pilihan

Dari Abu Hurairah ra. berkata: "Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berbicara di depan suatu kaum, seorang Badui datang kepadanya dan berkata: 'Kapankah datangnya hari kiamat?' Rasulullah meneruskan pembicaraannya. Maka sebagian orang berkata: 'Rasulullah telah mendengar apa yang dikatakan orang Badui itu tetapi beliau tidak menyukai pertanyannya.' Sebagian lain berkata: 'Rasulullah tidak mendengarnya'. Ketika selesai bicara, beliau berkata: 'Mana orang yang tadi bertanya tentang hari kiamat?' Orang itu berkata: 'Inilah aku, wahai Rasulullah'. Rasulullah bersabda: 'Apabila amanat telah disia-siakan maka tunggulah datangnya hari kiamat'. Dia berkata: 'Bagaimanakah menyia-nyiakannya?' Rasulullah bersabda: 'Apabila suatu urusan dipercayakan kepada orang yang tidak berhak, maka tunggulah datangnya kiamat'. Bukhari, 59, 6496.

- Kata wussida di sini berarti: disandarkan atau dipercayakan. Dalam riwayat hadis nomor 6496 dikatakan: iza wuusidal amru (apabila urusan itu disandarkan). Yang dimaksud dengan "urusan" di sini adalah jenis urusan: yaitu menyandarkan urusan kepada orang yang tidak berkompeten, seperti para imam (kepala negara) menyerahkan urusan agama berupa urusan pemerintahan, pengadilan, fatwa dan sejenisnya kepada orang yang bukan ahli agama..
Karena para imam adalah orang-orang yang diberi amanat oleh Allah atas hamba-hamba-Nya dan diberi kewajiban untuk memberi nasihat kepada mereka, maka mereka hendaknya memberi kekuasaan kepada ahli agama. Apabila mereka embankan kepada orang yang bukan ahli agama, berarti mereka telah menyia-nyiakan amanat yang telah dipikulkan Allah kepada mereka.
Sabda Rasulullah saw. "Urahu" berarti Aku mengira.

- Hal ini tidak akan terjadi kecuali jika kebodohan telah tersebar luas dan ilmu telah musnah dari muka bumi. Adapun jika ilmu masih berdiri tegak, maka masalah ini masih ada kelonggaran.

- Apabila ini terjadi, maka ini adalah merupakan tanda-tanda datangnya hari kiamat, sebagaimana yang disebutkan dalam teks hadis.

Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan beberapa pelajaran yang sangat berharga yang terdapat dalam hadis ini. Lihat Fathul Bari, jilid 1, halaman 142-143 dan jilid 11, halaman 334.

Tidak ada komentar: